Moh. Habibi (Semester III, Prodi Ilmu
Komunikasi, FISHUM), Ardi Putra (Semester VII, Prodi Tafsir Hadits,
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam), dan Shima Dewi Mutiara Trisna
(Semester VII, Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum) mewakili UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam Student Mobility Program (SM-Pro) 2015,
yang berlangsung di kota Perth, Australia. Ketiga mahasiswa tersebut
dinyatakan lolos setelah mengikuti beberapa tahap seleksi dari ribuan
mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Keagaaman Islam (PTKI) baik
negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Program yang diadakan oleh
DIKTIS Kementerian Agama RI ini, dirancang untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa S1 pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang berminat
untuk memperoleh pengalaman akademik dan sejumlah program pengembangan
kapasitas di luar negeri. Kegiatan berlangsung selama 9 hari, dan sehari
sebelumnya mereka mengikuti Pre Departure Orientation di Denpasar Bali,
bersama 24 mahasiswa peserta lainnya.
Dalam SM-Pro 2015 yang juga merupakan
bagian dari beasiswa Ministry of Religious Affairs (MORA) Scholarship,
mereka mengenalkan keramahan Islam dan keberagaman budaya Indonesia.
Seperti proses masuknya agama Islam ke Nusantara, sejarah Walisongo,
toleransi dalam beragama, keunikan sistem pendidikan Pesantren, serta
beberapa tradisi dan budaya Indonesia yang mengandung nilai-nilai
keislaman. Untuk academicvisit, mereka juga melakukan kunjungan
ke beberapa kampus, antara lain ke Curtin University, dan The
University of Western Australia (UWA). Ke tiga mahasiswa tersebut juga
berkunjung ke Kings Park, salah satu taman kota terbesar di dunia. Swan
River, sungai yang didiami populasi angsa hitam yang membelah kota
Perth. WA Museum & Shipwreck Galleries, museum sejarah kemaritiman
Australia di kota pelabuhan Fremantle. Caversham Wildlife Park, kebun
binatang yang mengoleksi hewan-hewan khas Australia, dan Cottesloe Beach
yang merupakan salah satu pantai pasir putih terbaik di dunia.
Selama di Perth, mereka belajar tentang sejarah dan perekonomian Australia, kebudayaan Aborigin (Suku asli di tanah Australia), education, scholarship, leadership training, entrepreneurship,
serta isu-isu global, termasuk juga tentang pandangan masyarakat
Australia terhadap Islam.Selain itu, kami juga belajar tentang bagaimana
memahami dan menghargai hal-hal yang berbeda dengan kita. Seperti
budaya, bahasa, dan agama. Agenda acara yang padat melatih kedisiplinan
mereka dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, perbedaan cuaca di
Australia dengan Indonesia juga melatih mereka untuk selalu menjaga
kesehatan selama mengikuti serangkaian acara disana.
“Saya sangat bersyukur sekali bisa ikut
berpartisipasi dalam program ini, terimakasih kepada semua pihak di UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Banyak sekali ilmu dan pengetahuan baru yang
saya dapatkan selama 3 semester ini belajar di kampus tercinta ini. UIN
Sunan Kalijaga menjadi pintu gerbang saya untuk melangkah ke dunia luar
untuk lebih memperluas wawasan dan pengetahuan. Melihat dan merasakan
langsung dunia perkuliahan di beberapa kampus di Australia menjadi
pengalaman yang menarik dan berkesan, saya bisa belajar dan
membandingkan dengan dunia akademik yang saya jalani selama ini. Hal itu
bisa menjadi spirit baru untuk lebih semangat lagi dalam menjalani
perkuliahan dan berbagi pengetahuan yang saya dapatkan dari Student
Mobility Program 2015 kepada teman-teman mahasiswa di lingkungan UIN
Sunan Kalijaga dan lainnya”, tutur Moh. Habibi salah satu delegasi MORA
Scholarship. (Doni TW-Humas)
http://uin-suka.ac.id/id/liputan/detail/5/3-mahasiswa-uin-sunan-kalijaga-ikuti-ministry-of-religious-affairs-mora-scholarship-di-astralia